Kamis, 15 April 2010

Al islam 3

Akal adalah daya pikir yang terdapat dalam jiwa manusia , daya yang dimiliki oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan dengan memperhatikan alam sekitarnya. Atau dengan makna lain daya rohani yang ada pada diri manusia yang berguna untuk memahami kebenaran baik secara fisik maupun metafisikyang mutlak maupun relatif.
Sedangakan wahyu sendiri dapat diartikan penyampaian asabda atau firman Allah kepada orang orang yang menjadi pilihanNya (nabi dan rosul) untuk diteruskan kepada umat manusia sebagai pegangan dan panduan hidup.
Makna akal dalam Al-Quran:
1. Memahami dan mengerti berfikir, memikirkan, merenenungkan.
2. Dorongan dan bahkan keharusan manusia untuk menggunakan akal pikiran, pemahaman, perenungan, dalam menghadapi dan memecahkan berbagai masalah.
3. Martabat manusia ditentukan oleh pengguna akal pikirannya dalam menghadapi sesuatu.
4. Akal merupakan kunci untuk mendapatkan pengetahuan baik pengetahuan yang bersumber dari fenomena penciptaan (al ayat al-kauniyah) atau fenomena wahyu (al ayat al-qawliyah).
Makna wahyu menurut Al Quran :
1. Firman Allah yang disampaikan kepada nabi dan rosulNya yang berupa risalah dan kitab suci.
2. Firman ( pemberitahuan ) Allah kepada anabi dan rosulNya untuk mengantisiopasi kondisi dan tantangan tugasnya.
3. Naluri atau potensi dasar yang diberikan Allah kepada MakhlukNya.
4. Pemberian ilmu dan hikmah.
5. Ilham atau petunjuk Allah kepada manusia dalam bentuk atau insirasi dan bisikan hati.
Kedudukan dan fungsi akal :
a. Sebagai alat yang strategis untuk mengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam Al Quran dan As Sunnah Rasul.
b. Potensi atau modal yang melekat pada diri manusia uantuk mengetahui maksud-maksud yang tercakup dalam pengertian Al Quran dan Al hadist.
c. Sebagai alat untuk menangkap pesan dan semangat Al Quran dan Sunnah untuk dijadikan acuan dalam mengatatasi dan memecahkan masalah.
d. Menjabarkan pesan-pesan Al Quran dan As Sunnah dlam kaitannya manusia sebagai Khalifah Allah.
Kedudukan dan fungsi Wahyu :
1. Wahyu sebagai dasar dan sumber pokok ajaran islam , seluruh pemahaman dan pengalaman ajaran islan dirujuk ke Al Quran dan As Sunnah.
2. Wahyu sebagai landasan etik. Wahyu dan akal saling berhubungan,
Ilmu pengetahuan adalah rangkaian aktifiatas manusia yang rasional dan kognitif dengan berbagi metoda berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga menghasilkan kumpulan-kunpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman dan kemasyarakatan untuk mencapai kebenaran, memperoleh pemahaman, memberikan penjelasan ataupun melakukan penerapan.
Sifat ilmu dengan LOSADA :
a. Logis ( masuk akal, tidak bertentangan dengan hukum logika).
b. Obyektif ( selalu didasarkan pada fakta , tidak ada manipulasi data).
c. Sistematis( disusun secara rapi)
d. Andal ( dapat dibuktikan kembali )
e. Dirancanag atau direncanakan(didesain dulu melalui aktifitas pendidikan)
f. Akumulatif(ilmu akan selalu bertambah dan perkembang sesuai keinginan dan hasrat manusia untuk memenuhi kehidupan hidupnya).
Ilmu yang harus dicari atau dipelajari :
1. Ilmu yang meningkatkan pengetahuan akan Allah.
2. Ilmu yang efektif yang membantu mengembangkan mesyarakat islam dan merealisasikan tujuan-tujuannya.
3. Ilmu yang dapat membimbing orang lain ke jalan yang benar.
4. Ilmu yang dapat memecahkan problem masyarakat.
Alasan islam tertinggal jauh dari negara-negara lain:
1. Hampir semua negara islam pernah dijajah oleh bangsa lain terutama oleh bangsa amerika dan eropa.
2. Dampak dari kolonialisasi itu, negara barat memandang negara islam hanya sebelah mata.
3. Umat islam masih sibuk dengan konflik internal yang disebabkan khilafiyah yang berkepanjangan.
4. Umat islam belum mampu menangkap ajaran islam secara totalitas.
5. Umat islam terlalu lama tidur dalam kemujudan dan terlalu lama meninggalkan AL-Quran.
Tujuh i’tibar dalam iptek yang terdapat dalam Al Quran :
1. Penggalian lubang ditanah menguburkan mayat dan menimbuninya seperti yang dilakukan Qobil dan Habil.
2. Pembuatan dan melayarkan kapal oleh nabi Nuh a.s pada waktu menjelang air bah datang.
3. Meninggikan pondasi dan membangun baitullah oleh nabi Ibrahim a.s
4. Pengelolalan sumber daya alam dan hasil bumi oleh nabi Yusuf a.s
5. Pelunakan besi dan pembuatan baju besioleh nabi Daud a.s
6. Komunikasi dengan burung semut, jin oleh nabi Sulaiman a.s
7. Penyembuhan orang buta, dan penyakit lepra serta telepati oleh nabi Isa a.s
Kode etik keilmuan :
1. Tauhid( keesaan Allah/Allah itu esa tidak ada yang patut disembah kecuali allah).
2. Khilafayah ( pemenuhan tanggung jawab terhadap kebutuhan-kebutuhanmaunusia disesuaikan dengan kehendak Allah).
3. Ibadah( komplementasi terhadap kesaan Allah).
4. I’lm( sumber ilmu dan pencarian ilmu)
5. Halal ( semua kegiatan yang bermanfaat bagi individu, masyarakat dan lingkungan.
6. Haram ( mencakup semua kegiatan yang dapat merusak manusia dan lingkungan baik secara fisik, intelektual, maupun spiritual).
7. ‘adl( keadilan)
8. Zhulm (penindasan)
9. Istishlal( menayangkut kepentingan umum).
10. Dhiya’( pemborosan atau kesiasiaan).
PRINSIP-PRINSIP ISLAM TENTANG PSIKOLOGI
A. Manusia dalam Pandangan Psikologi
Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari ilmu manusia, tentu memiliki cara pandang terhadap manusia sebagai objek material dari obyek formannya. Sejauh ini psikologi selalu merasa yakin bahwa perilaku manusia bisa dikuantifisir menjadi bentuk - bentuk angka melalui indikator-indikator. “Quantitative being” yaitu realitas yang penampakanya sama dengan benda - benda lain.
Pandangan Freud ini tentu saja sangat simplistis, karena manusia dipandang sangat deterministic sebagai akibat dari masa kecil dan dorongan ketidaksadaran. Kekeliruan Freud adalah terlampau percaya pada : ide, ego dan super ego sebagai kualitas manusia utuh. Bagi Freud tidak dikenal bahwa orang yang berbuat baik demi ikhlas karena Allah. Orang berbuat karena proses mekanisme diri. Manusia menganut prinsip-prinsip kenikmatan dalam mencapai tujuan-tujuannya, meskipun akhirnya ego harus pula realistis.
Aliran Behavioristik memandang manusia sepenuhnya adalah netral, tidak positif tidak negatif. Tidak ada unsur buruk atau unsur baik dalam dirinya. Manusia juga tidak memiliki potensi , dia hanyalah perekam kreatif.
Teori-teori psikologi nampaknya sulit untuk ajeg tanpa kritik. Dari perjalanan perkembangannya dapat dikatakan memang belum dapat dibangun suatu teori yang menggambarkan totalitas kemanusiaan. Teori psikologi selalu rentan dengan kelemahan, apalagi bila dilihat dari sudut ajaran islam.
Pada taraf tertentu manusia dapat berkomunikasi secara trasdental dengan alam yang lebih tinggi, inilah pandangan Victor Frankl (1967), manusia tidak saja berdimensi ragawi dan psikis melainkan juga noetik.
B. Manusia dalam pandangan Al-Qur’an
Manusia bukan sekedar binatang menyusui yang hanya makan, minum dan berhubungan seks, bukan juga hanya thinking animal tetapi lebih dari itu , ia memiliki potensi dalam dirinya, yang menjadikannya dalam bahasa Al-Qur’an makhluk unik, berbeda dari yang lain.
Kitab suci Al-Qur’an dan Al-Hadist-hadist Nabi Muhammad SAW diperoleh informasi serta isyarat-isyarat yang boleh jadi dapat mengungkapkan sebagian dari misteri makhluk ini. Namun demikian pemahaman atas informasi serta isyarat tersebut tidak bisa lepas dari subyektivitas manusia, sehingga ia tetap mengandung kemungkina benar atau salah, seperti halnya yang akan dikemukakan dalam tulisan ini. Masyarakat islam dibentuk karena ideologinya islam.
Yang diperlukan disini sebetulnya ialah menemukan bagaimana Al-Qur’an memberikan makna pada konsep-konsep dasar tentang manusia. Dengan perkataan lain kita mengidentifikasi istilah-istilah Al-Qur’an tentang manusia, kemudian mengenal bidang semantic dari setiap istilah itu, sebagimana digunakan dalam Al-Qur’an.
1. Fitrah
Dari segi bahasa kata fitrah, terambil dari kata fathir yang berarti belahan. Dari makna ini lahir makna-makna yang baru antara lain muncul kejadian, dan penciptaan, konon sahabat nabi ibnu abbas tidak tahu persis apa arti kata Fathir sampai ia mendengar pertengakaran antara dua orang menyangkut kepemilikan sebuah sumur.
2. Nafs
Kata Nafs dalam Al-Qur’an mempunyai aneka makna antara lain diartikan sebagai totalitas manusia seperti antara lain maksud Al-Qur’an QS Al-Maidah: 32, dan apa yang terdapat dalam diri manusia yang menghasilkan tingkah laku.
Walaupun Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia berpotensi positif dan negatif, namun diperoleh isyarat bahwa hakekatnya potensi positif manusia lebih kuat dan potensi negatifnya hanya saja daya tarik keburukan lebih kuat dari daya tarik kebaikan. Karena itu, manusia dituntut agar memelihara kesucian nafs dan tidak mengotorinya (QS. As-Syams: 9-10)
Kata “Ksabat” menunjuk kepada usaha baik, sehingga memperoleh ganjaran adalah patron yang digunakan untuk menunjukkan kepada hal-hal yang sulit dan lebih berat. ini menurut pakar Al-Qur’an, Muhammad Abduh, mengisyaratkan bahwa manusia pada dasarnya diciptakan Allah untuk melakukan kebaikan.
Kata Fa’adalak” dipahami oleh sementara pakar semacam Yusuf Ali sebagai kecenderungan berbuat adil. Al-Qur’an adanya tiga macam tingkat Nafs sesuai kecerahan dan kegelapan: Nafsu Muhammadiyah (yang tenang), nafsu lawammah (yang selalu mengecam menyesali kesalahan) dan nafsul ammarah bissu’ (yang selalu mendorong manusia kearah negatif).
3. Qalb
Kata Qalb terambil dari kata yang bermakna membalik, karena sering kali ia berbolak-balik sekali senang sekali susah, sekali setuju dan sekali menolak, ia amat berpotensi untuk tidak konsisten.
4. Ruh
Demikianlah terlihat Al-Qur’an berbicara tentang ruh dalam makna beranekaragam, sehingga sungguh sulit untuk menetapkan maknannya apalagi berbicara tentang substansinya. Jawabannya kembali ke firman Allah diatas, Ruh adalah urusan Tuhanku, kamu tidak diberi pengetahuan kecuali sedikit.
5. ‘Aql (akal)
Kata ‘aql (akal) tidak ditemukan dalam Al-Qur’an, yang ada halnya bentuk kata kerja masa kini dan lampau. Daya manusia dalam hal ini berbeda-beda, ini disyaratkan dalam Al-Qur’an antara lain pada ayat-ayat yang berbicara tentang kejadian langit dan bumi, silih berganti malam dan siang dan lain-lain.
Akal digunakan Al-Quran untuk ketiga makna itu, sehingga kita dapati bahwa daya pikir semata atau daya rasa pun, belum lagi mencerminkan makna sebenarnya dari akal, tetap ia adalah dorongan moral untuk melakukan kebaikan dan menghindar dari kesalahan, karena adanya untuk berpikir, memahami persoalan.
Pembahasan Ruh yang dimaksud bukanlah ruh dalam arti nyawa, melainkan ruh fungsional yang menunjukkan dimensi spiritual yang dapat membaca bahasa hidayah/taufiqiyah.. ruh sebagi dimensi tertinggi dari alam mikrokosmos (manusia) yang setara dengan alam makrokosmos, Scihito Murata (1996) menyebutnya sebagai integrasi alam makro dan mikrokosmos.
Teori tentang jiwa dan badan
Dewasa ini, “ jiwa “ dan “badan” sudah menjadi kata-kata yang dipergunakan sehari-hari. Kata “badan” sering pula diganti dengan “raga”, seperti yang tampak dalam kalimat : “ berkorban jiwa dan raga untuk membela tanah air dan bangsa”. Dalam perkataan diatas, tersimpul adanya konsep kesatuan antara jiwa dan badan atau raga.
Kepribadian dan masyarakat
Dalam Al-Qur’an sendiri, ada tiga macam nafsu yang jelas disebutkan jenisnya dan kemudian dikembangkan di kalangan sufi. Pertama Al-Nafs Al-Ammarah, tercantum dalam surat Yusuf: 53, kedua Al-Nafs Al-Lawwamah, dalam surat Al-Qiyamah : 2, dan ketiga Al-Nafs Al-Muthmainnah dalam surat al-Fajr :27. Dalam tafsir Muhammad Ali, ketiga nafsu itu menunjukkan tingkat-tingkat perkembangan jiwa manusia. Pada tahap pertama, manusia berada pada tingkat kebinatangan, ketika manusia cenderung untuk hanyut dalam naluri rendahnya. Pada tahap kedua, manusia mulai menyadari kesalahan dan dosanya, ketika telah berkenalan dengan petunjuk Illahi. Disini telah terjadi apa yang disebutnya “ kebangkitan Rohani” dalam diri manusia. Pada waktu itu seseorang telah memasuki jiwa kemanusiaan. Tingkat tertinggi adalah ketika jiwa ketuhanan telah merasuk kedalam kepribadian seseorang yang telah mengalami kematangan jiwa.
Kearah strategi Kebudayaan
Analisis diatas yang bertolak dari teori Freud mengenai pengaruh masyarakat terhadap perkembangan jiwa orang-seorang dan sebagai bagian dari masyarakat itu sendiri, mengingatkan kita pada sebuah ayat yang juga mangandung istilah anfus, tercantum dalam surat Ar-Ra’d : 11.
Eros agaknya lebih tepat disejajarkan dengan pengertian syahwat, yang dalam Al-Qur’an merangkum pengertian yang lebih luas dari sekedar nafsu seksual, melainkan meliputi aspek-aspek kesenangan hidup lainnya.
Nafsu Eros ini mamang merupakan naluri manusiawi dan tidak dilarang oleh Al-Qur’an. Namun pemenuhannya perlu diorentasikan kepada tujuan hidup tertentu. Sesuai dengan petunjuk Allah dalam surat Al-A’raf : 31.
Beberapa asumsi yang dapat diambil :
a. Psikologi profetik meyakini bahwa manusia dan peradaban mengikuti suatu hukum sunnatullah.
b. Aspek manusia dan peradaban yang bertumpuk (hanya mempotensikan sebagian) dari dimensi materi saja dari alam maka ia akan terkena hukum silklus: tumbuh, berkembang, dan menurun sebelum mencapai kesempurnaan batas.
c. Aspek manusia dan peradaban yang bertumpu pada totalitas aspek dimensi alam (materi-spiritual-ruhaniyah) akan dapat terus melaju kearah kesempurnaan batas.
d. Karena manusia terdiri dari beberapa dimensi pembentuknya, maka manusia juga berada dalam tingkatan-tingkatan.
e. Semakin tinggi dia mengoptimalkan dimensi pembentuknya (potensial) menuju ke Penciptanya, akan semakin besar kekuatan (aktual) yang dapat dihasilkannya.
C. Penerapan Dalam Praktek
Persoalan praktek psikoprofetik dalam berbagai persoalan sebenarnya masih jauh. Hal ini terjadi karena belum dijelaskannya formula teori manusia dan dinamika kepribadian serta metodologinya.
Sunatullah
Hukum aturan Allah (sunatullah) dibedakan menjadi dua bagian :
Pertama, ayat qauliyah adalah hukum Allah yang tertulis aatu diwahyukan (tersurat), hukum Allah ini diberikan melalui jalan yang resmi yaitu melalui malaikat jibril dan diwahyukan kepada para rosul. Semuanya terhimpun dalam Al Quran dan As Sunnah. Kebenaran sunatullah ini bersifat deduktif dan kualitatif.
Kedua , ayat kauniyah adalah hukum Allah yang tidak tertulis dan tidak diwahyukan atau tersirat. Secara umum jalan Allah ini diberikan dengan jalan yang tidak resmi. Allah memberikan ilham kepada manusia secara inderawi atau leawt penelitian dan observasi. Fenomena kauniyah ini terdapat pada alam semesta baik dari benda mati dan makhluk hidup. Maka kebenaran ini bersifat kuantitatif dan induktif.
Dengan demikian jelaslah bawa ilmu sains menurut islam bersumber dari Allah SWT dan obyekna adalah alam semesta.
Kemunduran umat islam dalam iptek karena :
a. Rusaknya lingkungan, tercemarnya bumi.
b. Hilangnya nilai nilai kemanusiaan.
c. Rontoknya sendi-sendi akhlak.
d. Rapuhnya mentalitas kaum terpelajar.
e. Sederetan krisis krisis kejiawaan yang dihasilkan oleh peradaban.
Mengatasi faktor internal yaitu dengan cara :
1. Mengkaji, memahami dan mengamalkan Al Quran.
2. Mencari ilmu pengetahuan sains dan teknologi
3. Menggalang persatuan dan persaudaraan umat isllam.
4. Meningkatkan bidang dakwah.
5. Amar ma’rufnahi munkar(mengajurkan kebaikandan memberantas kemungkaran).
6. Melaksanakan kewajiban jihad fisabilillah
7. Melaksanakan akhlak islam dan etikanya.
8. Menyelesaikan masalah dengan car-cara yang islami.
9. Pembinaan masyarakat islam
10. Revolusi informasi.
11. Rekontruksi ilmu pengetahuan.
12. Sintesis pemahaman filsafat perifatik.
Sedangkan untuk mengatasi faktor eksternal yaitu :
1. Berupaya menjinakkan musuh dengan cara-cara yang dibolehkan.
2. Mengambil tegas badan-badan internasional dan fakta-fakta yang memusuhi islam.
3. Mengambil sikap tegas terhadap rekayasa didunia islam.
4. Peerasaan bangga dengan dienul islam.
5. Setiap muslim harus menyiapkan diri nya untuk memikul kewajiban islam.
6. Membentuk rumah tangga muslim yang sakinah.
7. Berusaha semaksimal mungkin untuk membebaskan negerinya, bahkan semua negri kaum muslimin dari semua bentuk kekuasaan asing.

1 komentar:

  1. Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.

    Nama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.

    Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.

    Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.

    Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut

    BalasHapus